Posted on

Musik Mewakili Rasa Kehidupan

Musik mewakili rasa kehidupan

Sejak kecil, ditto memang memiliki hobi bernyanyi. Ibunya merupakan sinden jawa terkenal. Mungkin bakat Ditto didapat dari turunan sang Ibu. Sewaktu kecil, alat musik pertama yang dia bisa mainkan adalah piano. Alat musik turun temurun dari zaman neneknya ia manfaatkan untuk menemaninya dalam bernyanyi. Berbagai perlombaan nyanyi sering ia ikut, tak jarang juga ia memenangkan lomba tersebut. Piala dan piagam penghargaan dipajang rapi di ruang tamu rumahnya. Ditto bukan anak yang aktif bermain diluar bersama teman tetangganya, maklum Ditto tidak suka bermain layang-layang atau bola. Namun sewaktu usia Ditto 13 tahun, ada tetangga baru yang seusia Ditto. Perempuan remaja itu bernama Yoya. Ditto bukan terpaku oleh Yoya, namun lelaki sebelah Yoya yang berjalan membawa gitar klasik. Mendapatkan tetangga baru yang menyukai musik membuat Ditto sangat senang. Keesokan harinya Ditto mencoba memperkenalkan diri ke Yoya, dan lelaki remaja yang waktu itu berjalan disamping Yoya membawa gitar. Lelaki itu adalah kakak Yoya yang bernama Wawan. Usia mereka memang berbeda 2 tahun lebih tua Wawan, karena Yoya dan Ditto seumuran.

Seiring berjalannya waktu, Yoya, Ditto dan Wawan bersahabat. Hingga saat ini usia Ditto 25 tahun, mereka masih bersahabat. Mimpi di Ditto menjadi penyanyi bisa berhasil. Sgala lomba dan usaha tidak pernah berkhianat. Menurut Ditto, musik mewakili rasa kehidupan. Banyak rasa yang dirasa, seperti musik banyak jenis yang ingin kita dengar tergantung musik apa yang kita pilih untuk kita dengarkan. Yoya tumbuh menjadi dokter muda yang baik hati dan memiliki hati tulus. Menjadi dokter pribadi dan konsultan kesehatan Ditto menjadi pekerjaan tambahan Yoya. Mengenal Ditto sejak kecil, Yoya tahu betul bagaimana sifat dan watak Ditto. Sedangkan Wawan, menjadi gitaris pendukung ketika Ditto konser dan manggung. Perlahan Wawan mengumpulkan uang untuk membangun usaha cita citanya memiliki studio musik dan mendirikan les gitar. Kesuksesan Ditto diraih bukan seorang diri, namun banyak orang yang mendukung dan membantu Ditto dalam bermusik, salah satunya adalah sahabat smp Ditto, Kale. Kale kini menjadi orang yang paling Ditto percaya. Saat ini Kale dipercaya Ditto menjadi Manager dan asisten pribadi Ditto. Menjadi sahabat sejak jaman SMP, membuat mereka sudah paham bagaimana karakter dan sifat satu sama lain. Ditto menjadi sahabat yang paling setia menemani Kale disaat susah maupun senang. Ketika Kale diterpa masalah dan perekonomian keluarga Kale menurun, Ditto lah yang membantu Kale untuk bangkit.

Tahun ini merupakan tahun keberuntungan bagi Ditto. Album perdana yang sudah dinantikan bisa lahir ke dunia musik. Lagu-lagu Ditto disukai semua kalangan terutama para remaja dan dewasa. Banyak penggemar yang sudah menantikan album ini. Sebagai manager, Kale mengatur semua jadwal manggung, konser dan merekap hasil penjualan album Ditto yang laris dipasaran. Selain dijual di toko musik, album Ditto juga dijual secara online. Kale sebagai manajer pribadi Ditto yang menghandle penjualan album secara online. Namun suatu saat, ada kendala dalam pengiriman album. Di Tengah jadwal yang padat, Kale bingung dan pusing karena Kale mendapat laporan jika beberapa album sudah 2 minggu dikirim belum sampai juga ke tangan pembeli. Kejadian tersebut ramai di sosial media. Pihak management Ditto meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Mendengar kabar tersebut Yoya memberikan saran kepada Kale untuk menggunakan sistem blockchain untuk memudahkan dalam proses pengiriman. 

Aplikasi SSC dengan sistem blockchain sangat membantu dalam masalah logistik. Aplikasi ini bisa membantu pengiriman dan melacak keberadaan pengiriman ikan secara nyata dan tepat. Data-data dalam SSC juga dijamin kerahasiaannya, jadi tidak ada rasa khawatir yang melanda. Aplikasi ini mensupport sistem supply chain menggunakan teknologi Blockchain sehingga pengiriman dapat terlacak secara tepat dan semua data yang disajikan secara rinci dan akurat. Jika ingin tahu lebih lanjut bisa klik link berikut: www.ssc.co.id

Jadwal yang padat akibat promo album membuat kesehatan Ditto menurun. Ditto memang cuek terhadap kesehatan tubuhnya, dia selalu merasa dirinya kuat. Namun ketika Ditto manggung secara live di salah satu televisi nasional, tiba-tiba Ditto pingsan. Tanpa membuang waktu, Wawan yang saat itu menjadi gitaris pendukung ketika Ditto manggung langsung menelpon Yoya untuk segera datang kesini.

“Ya, Ditto pingsan. Cepat kesini.” Dengan suara panik, Wawan menelpon sang adik.

“Iya Kak, gue lihat di tv langsung. Ini gue udah dijalan kok. Sebentar lagi sampai”. Jawab Yoya dengan tenang.

Yoya memang tahu betul bagaimana kondisi kesehatan Ditto. Kebetulan jarak rumah sakit tempat Yoya bekerja tidak jauh dengan tempat Ditto manggung saat ini. Sesampainya disana, Yoya yang tadinya tenang, menjadi panik karena keadaan Ditto tidak seperti biasanya. Sudah pingsan selama 10 menit, Ditto juga tidak sadarkan diri, selang beberapa menit kemudian Dito…..

Penasaran apa yang akan terjadi dengan Dito? Simak kisah selanjutnya di https://www.aell.co/memang-enak-tapi-jahat/

Posted on

Menikmati Si Enak Dalam Hitungan Detik

Pria itu datang merangkul Reza begitu akrab. Pria itu yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat ku, Rian. Rian memang sahabatku, tapi dia juga kenal dekat dengan Reza. Ternyata Rian dan Reza habis melakukan taruhan bola. Taruhan semacam judi buat seru-seruan, kalau aku tau mereka melakukannya sudah pasti jelas akan ku larang. 

“Ngapain sih lo disini? Kok lo tau kalo kita berdua ada disini?” Tanya Reza

“Iya dong, gue bisa mencium keberadaan lo berdua dimana. Mana sini 500.000 lo kan kalah taruhan sama gue.” Jawab Rian.

Reza pun pasrah ditagih uang oleh Rian. Aku juga tidak berhenti untuk menasehati mereka untuk tidak melakukannya ini lagi. Namun namanya lelaki, pasti ada saja jawaban untuk menampiknya.

“Lo bisa nyium keberadaan kita berdua, berarti lo anjing dong”. Saut ku.

Kami bertiga pun tertawa lepas dan bercerita mengenai hari ini. Kami bertiga memang sangat dekat. Aku tidak ingin terjadi kesalahpahaman anatara aku dan Reza, makanya aku sudah mengenalkan Rian ke Reza ketika kami baru berpacaran. Aku tidak bisa memungkiri, jika Reza juga pernah cemburu dengan Rian karna aku selalu dekat dengannya. Tapi aku selalu berusaha menjelaskan bahwa aku dan Rian hanya sebatas sahabat. 

“Eh sa, gue mau balik ke Bandung nih, mumpung ada waktu libur. Sekalian nengokin orang tua. Lo mau ikut apa engga?” tanya Rian

“Hm kayaknya gue gabisa ikut deh yan, gue mau ke Thailand. Mungkin setelah gue ke Thiland gue mau pulang dulu sehari ke Bandung. Kangen sama Ibu. Gue titip salam ya buat Ibu gue dan Ibu Bapak lo” Jawab ku.

“Oke deh, gue balik duluan ya. Gue kesini mau minta uang taruhan aja buat ongkos kebandung wkwk”. Jawab Rian

“Yeh dasar lo peramal gadungan”. Saut Ku

“Oke yan, hati-hati ya. Uang gajian gue udah melayang aja nih. Salam ya buat Ibu, dan Ibu bapak lo”. Saut Reza

Lambaian tangan dan senyum tipis ku melepas Rian untuk pergi ke bandung seorang diri. Karna hari sudah malam, tak lama Rian pamit pulang, aku dan Reza juga beranjak pergi untuk pulang. Rian memang lelaki yang sangat menyayangi kedua orang tuanya. Walaupun Rian sering menyusahkan kedua orang tuanya dengan tidak lulus kuliah tepat waktu, tapi Rian selalu patuh dan sayang pada orang tuanya. Rian tiba di Bandung sudah larut malam, sesampainya dirumahnya di Bandung, Rian langsung istirahat dan tidur. 

Keesokan harinya, di pagi hari Rian membantu usaha seblak milik orang tuanya di toko. Memiliki 2 cabang seblak di Bandung bukanlah hal yang mudah bagi orang tua Rian. Dibantu oleh Bu Yuli, Ibu dari Lisa seblak Bandung milik orang tua Rian bisa membuka cabang.

“Bu, dapat salam dari Lisa. Ibu sama Bapak juga dapat salam. Maaf katanya belum bisa pulang, karna harus ke Thailand lagi katanya. Mungkin setelah pulang dari Thailand, Lisa akan ke Bandung.” Kata Rian

“Iya a, salam balik ya”. Jawab orang tua Rian.

“Iya a, tadi Lisa juga sudah menelfon Ibu.” Jawab Bu Yuli.

Seblak resep rumahan milik orang tua Rian memang laris di Bandung, bahkan orang tua Rian sudah membuat dalam bentuk kemasan yang bisa dibuat sendiri dirumah. Namun produk tersebut baru bisa dibeli di toko seblaknya saja, belum diperjualbelikan secara luas. Rian memberikan ide untuk menjualkan seblak keluarganya itu secara online. Tapi orang tua Rian menolak karna mereka tidak mengerti cara penggunaan teknologi dalam pengiriman seblak. Selain itu, mereka juga sulit melacak keberadaan pesanan yang akan dikirim. Itulah alasannya mengapa orang tua Rian menolak.

Rian mengenalkan aplikasi SSC dengan sistem blockchain yang bisa membantu dalam proses pengiriman secara mudah dan cepat. Sistem blockchain memiliki sifat aman dan terpercaya. Data-data dalam SSC juga dijamin kerahasiaannya, jadi tidak ada rasa khawatir yang melanda. SSC ini untuk memudahkan dalam proses pengiriman barang tanpa perlu konfirmasi banyak pihak saat dalam keadaan genting. Penggunaan aplikasi SSC juga mudah dan membantu mentrack pengiriman barang sesuai pemesanan dengan informasi yang realtime yang memudahkan penggunanya tau saat barang yang sudah sampai atau belum. Untuk informasi selanjutnya mengenai SSC, klik link berikut untuk selengkapnya www.ssc.co.id

Orang tua Rian merasa sangat terbantu dengan kehadiran SSC dan seblak mereka makin banyak pesanan dari luar daerah. Hanya dalam hitungan detik, semua kalangan bisa menikmati makanan enak khas Bandung yaitu seblak. 4 hari di Bandung, dirasa kurang bagi Rian. Namun Rian harus bekerja untuk mencukupi biaya kuliahnya. Padahal setiap bulannya, uang semester tidak pernah telat dikirimkan oleh kedua orang tuanya. Di tambah dengan uang freelance yang Rian sudah kerjakan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Rian di Jakarta.

“Pak, Bu, Rian pamit ke Jakarta lagi ya.”

“Iya a, hati-hati ya. Kamu kapan lulus a? Apa ada kendala di mata kuliah kamu?” tanya Ibu Rian.

“Engga Bu, doain aja ya Bu secepatnya kok”. Jawab Rian.

“Iya a, ibu sama bapak selalu doain kok”. Jawab Ibu Rian.

“Makasih Bu, pamit ya Bu Pak. Assalamualaikum”. Jawab Rian

“Waalaikumsalam”. Ibu dan Bapak Rian menjawab.

Sering sekali, Rian pulang larut malam tidak tau pergi kemana. Selama pulang malam, Rian pernah memberikan uang dalam jumlah banyak kepada seseorang yang mencurigakan. Untuk apa uang tersebut?…. 

 

Episode 1 ———– to be continue

Posted on

Kejutan Manis Biar Makin Laris

“Clenggg”. Ponsel Putri berdering lagi, yang menandakan bahwa ada pesan masuk. Ternyata pesan tersebut dari Raja.

“Saya lupa bilang, untuk Ibumu bersiap juga ya, karna saya akan bawa rombongan, hehe”. Seperti itu isi pesannya. 

“Untuk apa kami bersiap-siap?”. Putri membalas. Tak berapa lama, Raja membalas pesan singkat dari Putri.

“Nanti kamu juga tau”. Begitu isi balasannya. Putri memutuskan untuk tidak membalasnya lagi, dan menunggu hari yang sudah dijanjikan tiba.

Bu Yuli merupakan pengrajin anyaman pandan dan anyaman rotan di Kepulauan Riau. Menganyam merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di Riau. Kerajinan anyaman dari pandan tidak lagi melulu hanya berupa tikar, topi atau tas sederhana. Ditangan Bu Yuli dan kawan-kawan anyaman pandan bisa dibuat menjadi tas yang cantik dan elegan. Kegiatan tersebut dilakukan Bu Yuli dan kawan-kawan sesama istri nelayan demi mencukupi perekonomian keluarganya dan untuk keperluan adat. Bu Yuli bisa membuat 4-6 anyaman dalam seminggu. Biasanya seminggu sekali, anyaman yang sudah dibuat akan didistribusikan ke pasar untuk dijual. Jika ada pesanan, Bu Yuli dan teman-teman akan fokus mengerjakan pesanan tersebut. Selama menjadi pengrajin anyaman, Bu Yuli tidak pernah mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku. Semua terasa mudah karena dilakukan bersama-sama. 

Selama menjual anyaman, Bu Yuli belum menghadapi kendala yang serius. Namun mereka mengeluhkan dengan sistem pengiriman yang tidak bisa terlacak dan jarak ke pasar yang sangat jauh. Uang yang diterima juga terkadang tidak sesuai dengan jerih payah yang sudah dilakukan. Hasil yang diterima tidak transparan. Mereka hanya bisa pasrah dengan uang yang diberikan oleh pihak penjual di pasar. Uang yang diterima akan dibagi rata kepada 8 pembuat anyaman termasuk Bu Yuli. Dalam kunjungan komunitas kota bulan lalu, Bu Yuli sempat bercerita kepada panitia tentang keluhannya dalam proses pengiriman hasil anyaman. Padahal jika anyaman bisa dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan anyaman asli Riau bisa terjual ke berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia.

Tak terasa, hari yang sudah dijadwalkan pun tiba. Raja datang bersama rombongannya dari komunitas kota. Mereka datang disambut hangat oleh desa nelayan. Putri dan Bu Yuli juga sudah bersiap diri sesuai dengan perintah Raja. Hati Putri terasa dag dig dug tak karuan. Raja datang menghampiri Putri yang berdiri sebelahan dengan ibunya.

“Kamu sudah siap, Put?”. Tanya Raja

“Sudah Kak, ada apa ya?” Jawab Putri

“Bantu saya lagi ya, untuk menyebarkan teknologi yang membantu pekerja anyaman disini”.

Ternyata Raja membawa bantuan atas keluhan yang dialami Bu Yuli dan ibu-ibu pengrajin anyaman. Raja datang memperkenalkan aplikasi SSC dengan sistem blockchain yang sudah digunakan para nelayan dalam bekerja menangkap ikan. Sustainable Supply Chain atau yang sering disebut SSC dapat mempermudah segala macam bentuk pekerjaan pendistribusian, dan semua dapat mengaksesnya pada waktu yang bersamaan baik itu produsen, distributor maupun konsumen. Sistem blockchain yang memiliki sifat, Security, Trust, and Traceability, blockchain memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk menjangkau rantai kerjasama bisnis antara pemasok pengantar dan penerima. 

Aplikasi SSC menjadi solusi permasalahan pendistribusian dan uang hasil anyaman yang terjual bisa terlihat secara real dan transparan. Pembeli yang sudah menanti kedatangan kerajinan anyaman juga dapat mengetahui dimana keberadaan pesanannya yang sedang dikirim secara real time. Aplikasi ini memudahkan para pekerja anyaman kedepannya dalam proses pengiriman barang tanpa perlu konfirmasi banyak pihak. Untuk informasi selanjutnya mengenai SSC, klik link berikut untuk selengkapnya www.ssc.co.id

Putri sangat kagum dengan kehebatan teknologi sistem blockchain. SSC sangat membantu para pekerja anyaman dalam proses pendistribusian secara mudah dan cepat. Keluhan Bu Yuli benar-benar didengarkan dan diwujudkan dengan nyata. Semenjak menggunakan aplikasi SSC, pesanan anyaman meningkat dan sudah menyebar ke penjuru Indonesia, bahkan sudah dikirim ke negara tetangga. Impian yang tadinya dalam angan, sekarang sudah menjadi kenyatan. Kejutan manis yang dibuat Raja dan teman-teman dari komunitas, berdampak pada anyaman yang laris dipasaran. Bukan hanya itu, saat ini pekerja anyaman bertambah dan bisa menambah perekonomian keluarga. Putri sangat berhutang dengan kehadiran komunitas yang datang ke desanya dan membantu perekonomian masyarakat desa. Semenjak perekonomian keluarga Putri meningkat, Putri jadi bisa sekolah dengan layak dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, yaitu perkuliahan. Kebaikan dari orang-orang yang membuat perekonomian Putri meningkat tak menjadikan Putri orang yang sombong dan angkuh. Justru dengan dirinya yang berada, Putri ingin selalu berbagi kepada orang yang membutuhkan. Putri bergabung di komunitas kota yang pernah datang ke desanya. Setiap harinya, komunitas tersebut mencari isu-isu yang bisa dibantu dan ditangani. Kali ini isu yang akan dibahas mengenai pendidikan, mengingat bahwa pendidikan penting untuk masa depan yang berkualitas.

Kesibukan Putri setelah bergabung di komunitas bertambah, namun ia tetap bisa mengatur waktunya untuk ngobrol dan makan malam bersama Ayah dan Ibunya. Ditengah obrolan yang hangat, tiba-tiba terdengar kencang suara orang mengetuk pintu rumah.

“Tokkkk tokkkkk, Selamat Malam”

“Toookkkk tokkkkk tokkk”

Putri bergegas membukakan pintu. Kaget dan takut, itu yang dirasakan Putri.

“Ayah, Ibu… cepet kesini. Ada pihak kepolisian yang mencari Kak Putra” putri berkata sambil gemetar.

Episode 1 ———————- to be continue