Posted on

Solusi Pendistribusian yang Sulit

Umumnya orang yang tinggal di tengah daratan atau di gunung suka berlibur ke pesisir pantai dan bahkan ke lautan. Bagi nelayan yang tinggal di pinggiran pantai dan bahkan di tengah lautan, tentunya memiliki cerita kehidupan yang sangat berarti.

Nelayan di Indonesia sangat diperhatikan oleh pemerintah saat ini karena nasib para nelayan masih kekurangan padahal Indonesia memiliki hasil laut yang kaya. Nelayan berjuang melawan ombak, angin dan cuaca ekstrim. Hasil yang didapatkannya tidak sebanding dengan upaya keras mereka.

Hasil laut seperti ikan, kepiting, udang, teripang dan masih banyak lainnya selain untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, juga untuk dijual ke luar negeri. Tentunya hal ini akan membantu perekonomian Indonesia. Maka dari itu nelayan sangat berharga untuk negara kita.

Kalimantan adalah tempat hidup yang baik untuk seorang nelayan karena memiliki hasil laut yang memuaskan dan cuaca yang tidak terlalu berbahaya. Sayangnya mereka mengalami kendala transportasi karena jauhnya perjalanan yang harus ditempuh untuk ke kota.

Permintaan hasil laut tidak sebanding dengan jumlah hasil laut yang dijual ditambah dengan pengeluaran seperti bahan bakar dan perawatan alat. “Lebih besar pasak daripada tiang” adalah pepatah yang tepat untuk para nelayan yang berjuang untuk bertahan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Namun saat ini sudah ada beberapa solusi untuk menangani masalah tersebut seperti system Sustainable Supply Chain atau yang sering disebut SSC yang dapat mempermudah segala macam bentuk pekerjaan pendistribusian, dan semua dapat mengaksesnya pada waktu yang bersamaan baik itu produsen, distributor maupun konsumen. Hal yang dari dulu diimpikan dan diinginkan oleh beberapa pelaku industri  kini sudah mempunyai jawabannya. Untuk informasi lebih lengkap https://ssc.co.id/ 

Posted on

Wujudkan Nelayan Indonesia Yang Mandiri dan Sejahtera

Perikanan, salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional serta sumber mata pencaharian nelayan yang perlu dipertahankan kelanjutannya. Bukan sekedar tingkat penangkapan perikanan, namun juga aspek-aspek lain seperti ekosistem, komunitas nelayan, dan pengelolaan hasil tangkapnya. Penangkapan ikan juga harus mempertimbangkan kerusakan dan tidak mengganggu kelestarian sumber daya ikan. Secara teknis alat tangkap harus efektif untuk dioperasikan dan juga alat tangkap ikan harus yang terjangkau oleh masyarakat nelayan khususnya, baik itu secara harga maupun cara penggunaannya. Selain proses penangkapan ikan, proses pendistribusian juga harus diperhatikan, ikan yang disajikan ke konsumen apakah masih tampak segar atau tidak.

Seperti cerita Remon yang merupakan salah satu pengepul ikan yang membeli hasil tangkapan ikan dari para nelayan kecil dari pesisir daerah Belitung, dia mengatakan bahwa masih banyak nelayan yang hasil tangkapannya bagus namun ketika sampai ke konsumen yang berada di luar kota keadaan kualitasnya jadi menurun karena pendistribusian yang lama atau terhambat. Akibatnya banyak konsumen yang kecewa dan tidak ingin mengambil ikan dari tangkapan yang sama, hal inilah yang membuat banyak pendistribusi merugi dan harus mencari pasaran baru setiap mengalami kerugian.

Sebenarnya hal diatas dapat dicegah jika Remon melakukan kolaborasi rantai pasokan yang dapat memberikan manfaat dan keuntungan substansial kepada para mitranya. Baik itu dari segi produsen, distributor maupun konsumen. Semua dapat terintegrasi dengan baik di system SSC.  Dengan menggunakan kolaborasi rantai pasokan di system SSC semua pihak bisa dapat info yang sama secara real time, selain itu system ini juga mempunyai berbagai macam keunggulan seperti dapat melacak keberadaan ikan yang sedang dikirimkan oleh pendistribusi jadi baik nelayan ataupun konsumen yang sudah menanti kedatangan ikan tersebut dapat mengetahui dimana keberadaan ikan yang sedang dikirim secara real time itu. Dengan begini nelayan dapat berkembang lebih maju dan juga makin Sejahtera. Info selengkapnya tentang supply sistem blockchain SSC klik https://ssc.co.id