Posted on

Teknologi Yang Membuat Nelayan Menghasilkan Banyak Ikan

Nelayan merupakan sebuah kelompok masyarakat yang mendiami dan menggantungkan hidupnya pada potensi sumber daya kelautan dan perikanan. Mereka berprofesi sebagai penangkap dan pembudidaya ikan sekaligus mengolahnya. Jika sumber daya ikan melimpah otomatis mereka bisa meraup keuntungan lewat penangkapan, budidaya dan olahan tradisional. Sebaliknya, bila paceklik atau gagal panen mereka pun tidak punya sumber penghidupan. Jalan pintasnya adalah mereka berhutang pada tengkulak dan pasalnya mereka juga tidak punya alternatif sumber penghidupan lain di kala paceklik dan gagal panen ikan. Kehidupan seorang nelayan di negara Indonesia ini jika dilihat masih sangat jauh dari kondisi yang sejahtera. Tidak banyak dari nelayan yang mampu bekerja secara mandiri dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari dan mereka masih membutuhkan banyak pihak untuk turut serta mensejahterakan hidupnya. Kemiskinan yang dialami oleh sebagian nelayan adalah karena faktor ekonomi dan sosial sehingga mereka tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan yang memadai menjadi sebuah alasan untuk memilih menjadi nelayan. Seiring kemajuan teknologi seharusnya para nelayan ini sudah harus melek akan pentingnya menggunakan teknologi demi memudahkan kinerja mereka dalam mencari ikan seperti kisah berikut.

Di sebuah desa di daerah pesisir pantai, tinggalah seorang pemuda yang bernama Joni. Ia mempunyai kedua orang tua yang bernama Pak Joko dan Bu Nita. Pak Joko adalah seorang nelayan yang pekerjaan sehari-harinya adalah mencari ikan di lautan. Sedangkan Bu Nita merupakan ibu rumah tangga yang mempunyai warung yang menjual produk makanan berbahan dasar ikan. Hidup Joni yang sedari kecil dihabiskan di pesisir pantai sebagai masyarakat nelayan membuat ikan sudah menjadi hal yang akrab di telinganya. Pak Joko sendiri bekerja untuk melaut hampir setiap hari dan biasanya setelah aktivitas tersebut ia akan beristirahat di rumah selama sehari atau dua hari sebelum akhirnya pergi melaut lagi. Walaupun bekerja hampir setiap hari dengan giat, namun penghasilan Pak Joko yang seorang nelayan kecil ini sangatlah sedikit dan hanya cukup untuk kebutuhan keluarganya sehari-hari. Tidak jarang, Joni yang masih duduk di bangku SMP pun harus bisa mengirit ongkosnya dengan selalu membawa bekal dari rumah. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi penghasilan Pak Joko ini dimulai dari cuaca di laut yang dimana jika cuaca sedang badai maka ia tidak bisa melaut untuk mencari ikan, lalu faktor selanjutnya adalah hasil tangkapan yang Pak Joko hasilkan walaupun sampai berkilo-kilo tetapi karena adanya praktek tengkulak yang menguasai sistem jual beli ikan di pasar alhasil ikan-ikan dari nelayan seperti Pak Joko hanya dihargai sangat murah sekali yang kemudian akan mereka jual ke konsumen dengan harga tinggi.

Untuk menanggulanginya serta membantu memenuhi kebutuhan keluarga, Bu Nita pun akhirnya membuka warung makanan berbahan dasar ikan. Hasil dari penjualannya pun sangat lumayan untuk mendongkrak perekonomian keluarganya. Seiring berjalannya waktu, kondisi yang seperti ini hampir saja membuat keluarga mereka terpuruk. Sampai akhirnya para nelayan di desa tempat Joni dan keluarganya tinggal diperkenalkan kepada sebuah aplikasi nelayan dari Ledgernow yang memiliki perhatian lebih terhadap kehidupan nelayan. Dengan menggunakan teknologi Blockchain yang membuat segala data menjadi terintegrasi dalam satu sistem akan membuat kinerja para nelayan seperti Pak Joko menjadi lebih mudah. Dengan di fasilitasi Collecting Ship untuk menjemput hasil tangkapannya, ia pun tidak perlu capek-capek untuk menyetor hasil tangkapan. Ia pun bisa menjual ikannya secara langsung ke konsumen tanpa harus melalui tengkulak lagi. Pak Joko juga dapat dengan mudah melihat data-data penunjang kinerjanya seperti laporan laut, titik-titik lokasi yang terdapat banyak ikan dan ia juga dapat mengatur perencanaan dalam melaut serta dimudahkan dalam mengurus perizinan kapal dengan adanya aplikasi ini. Setelah ia selesai melaut, hasil tangkapannya juga dapat terdata secara rinci sehingga dapat diketahui berapa keuntungan yang akan di dapat olehnya dari hasil tangkapannya tersebut. Seiring dengan hasil tangkapan Pak Joko yang semakin banyak, penghasilannya pun juga bertambah dan tentunya ini berkat teknologi ini para nelayan bisa menghasilkan lebih banyak ikan kedepannya.

Dengan adanya bantuan aplikasi seperti ini, Pak Joko pun bisa dengan mudah mengetahui jenis-jenis ikan yang ia tangkap karena sudah memiliki data tentang potensi jenis-jenis ikan yang ada di lautan. Hal ini berimbas juga kepada usaha warung milik istrinya. Karena jenis-jenis ikan yang bervariasi, maka Bu Nita pun bisa memiliki banyak varian menu dan produk makanan olahan. Bu Nita pun juga membutuhkan suplai ikan serta bahan baku lainnya dalam jumlah besar dan berkelanjutan. Ia pun memiliki tantangan tersendiri, terlebih soal lokasi desanya yang berada di daerah terpencil sehingga ia memiliki sejumlah kendala seperti harga bahan baku lainnya untuk memasak yang fluktuatif serta terbatasnya ketersediaan bahan pendukung tersebut untuk di dapat di desanya, sehingga Bu Nita pun harus mengambil dari luar kota dengan harga yang kurang bersahabat. Namun akhirnya ia pun menggunakan aplikasi SSC, yang dimana ia dapat secara langsung memonitor alur pendistribusian bahan pendukung untuk usaha warung makannya dari penjual sampai ke tangannya karena menggunakan aplikasi ini. Aplikasi ini mensupport sistem supply chain menggunakan teknologi Blockchain sehingga pengiriman barang dapat terlacak secara real time dan semua data yang disajikan secara rinci dan akurat. Jika ingin tahu lebih lanjut bisa cek www.ssc.co.id untuk informasi selengkapnya.