Posted on

Teknologi Yang Membuat Nelayan Menghasilkan Banyak Ikan

Nelayan merupakan sebuah kelompok masyarakat yang mendiami dan menggantungkan hidupnya pada potensi sumber daya kelautan dan perikanan. Mereka berprofesi sebagai penangkap dan pembudidaya ikan sekaligus mengolahnya. Jika sumber daya ikan melimpah otomatis mereka bisa meraup keuntungan lewat penangkapan, budidaya dan olahan tradisional. Sebaliknya, bila paceklik atau gagal panen mereka pun tidak punya sumber penghidupan. Jalan pintasnya adalah mereka berhutang pada tengkulak dan pasalnya mereka juga tidak punya alternatif sumber penghidupan lain di kala paceklik dan gagal panen ikan. Kehidupan seorang nelayan di negara Indonesia ini jika dilihat masih sangat jauh dari kondisi yang sejahtera. Tidak banyak dari nelayan yang mampu bekerja secara mandiri dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari dan mereka masih membutuhkan banyak pihak untuk turut serta mensejahterakan hidupnya. Kemiskinan yang dialami oleh sebagian nelayan adalah karena faktor ekonomi dan sosial sehingga mereka tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan yang memadai menjadi sebuah alasan untuk memilih menjadi nelayan. Seiring kemajuan teknologi seharusnya para nelayan ini sudah harus melek akan pentingnya menggunakan teknologi demi memudahkan kinerja mereka dalam mencari ikan seperti kisah berikut.

Di sebuah desa di daerah pesisir pantai, tinggalah seorang pemuda yang bernama Joni. Ia mempunyai kedua orang tua yang bernama Pak Joko dan Bu Nita. Pak Joko adalah seorang nelayan yang pekerjaan sehari-harinya adalah mencari ikan di lautan. Sedangkan Bu Nita merupakan ibu rumah tangga yang mempunyai warung yang menjual produk makanan berbahan dasar ikan. Hidup Joni yang sedari kecil dihabiskan di pesisir pantai sebagai masyarakat nelayan membuat ikan sudah menjadi hal yang akrab di telinganya. Pak Joko sendiri bekerja untuk melaut hampir setiap hari dan biasanya setelah aktivitas tersebut ia akan beristirahat di rumah selama sehari atau dua hari sebelum akhirnya pergi melaut lagi. Walaupun bekerja hampir setiap hari dengan giat, namun penghasilan Pak Joko yang seorang nelayan kecil ini sangatlah sedikit dan hanya cukup untuk kebutuhan keluarganya sehari-hari. Tidak jarang, Joni yang masih duduk di bangku SMP pun harus bisa mengirit ongkosnya dengan selalu membawa bekal dari rumah. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi penghasilan Pak Joko ini dimulai dari cuaca di laut yang dimana jika cuaca sedang badai maka ia tidak bisa melaut untuk mencari ikan, lalu faktor selanjutnya adalah hasil tangkapan yang Pak Joko hasilkan walaupun sampai berkilo-kilo tetapi karena adanya praktek tengkulak yang menguasai sistem jual beli ikan di pasar alhasil ikan-ikan dari nelayan seperti Pak Joko hanya dihargai sangat murah sekali yang kemudian akan mereka jual ke konsumen dengan harga tinggi.

Untuk menanggulanginya serta membantu memenuhi kebutuhan keluarga, Bu Nita pun akhirnya membuka warung makanan berbahan dasar ikan. Hasil dari penjualannya pun sangat lumayan untuk mendongkrak perekonomian keluarganya. Seiring berjalannya waktu, kondisi yang seperti ini hampir saja membuat keluarga mereka terpuruk. Sampai akhirnya para nelayan di desa tempat Joni dan keluarganya tinggal diperkenalkan kepada sebuah aplikasi nelayan dari Ledgernow yang memiliki perhatian lebih terhadap kehidupan nelayan. Dengan menggunakan teknologi Blockchain yang membuat segala data menjadi terintegrasi dalam satu sistem akan membuat kinerja para nelayan seperti Pak Joko menjadi lebih mudah. Dengan di fasilitasi Collecting Ship untuk menjemput hasil tangkapannya, ia pun tidak perlu capek-capek untuk menyetor hasil tangkapan. Ia pun bisa menjual ikannya secara langsung ke konsumen tanpa harus melalui tengkulak lagi. Pak Joko juga dapat dengan mudah melihat data-data penunjang kinerjanya seperti laporan laut, titik-titik lokasi yang terdapat banyak ikan dan ia juga dapat mengatur perencanaan dalam melaut serta dimudahkan dalam mengurus perizinan kapal dengan adanya aplikasi ini. Setelah ia selesai melaut, hasil tangkapannya juga dapat terdata secara rinci sehingga dapat diketahui berapa keuntungan yang akan di dapat olehnya dari hasil tangkapannya tersebut. Seiring dengan hasil tangkapan Pak Joko yang semakin banyak, penghasilannya pun juga bertambah dan tentunya ini berkat teknologi ini para nelayan bisa menghasilkan lebih banyak ikan kedepannya.

Dengan adanya bantuan aplikasi seperti ini, Pak Joko pun bisa dengan mudah mengetahui jenis-jenis ikan yang ia tangkap karena sudah memiliki data tentang potensi jenis-jenis ikan yang ada di lautan. Hal ini berimbas juga kepada usaha warung milik istrinya. Karena jenis-jenis ikan yang bervariasi, maka Bu Nita pun bisa memiliki banyak varian menu dan produk makanan olahan. Bu Nita pun juga membutuhkan suplai ikan serta bahan baku lainnya dalam jumlah besar dan berkelanjutan. Ia pun memiliki tantangan tersendiri, terlebih soal lokasi desanya yang berada di daerah terpencil sehingga ia memiliki sejumlah kendala seperti harga bahan baku lainnya untuk memasak yang fluktuatif serta terbatasnya ketersediaan bahan pendukung tersebut untuk di dapat di desanya, sehingga Bu Nita pun harus mengambil dari luar kota dengan harga yang kurang bersahabat. Namun akhirnya ia pun menggunakan aplikasi SSC, yang dimana ia dapat secara langsung memonitor alur pendistribusian bahan pendukung untuk usaha warung makannya dari penjual sampai ke tangannya karena menggunakan aplikasi ini. Aplikasi ini mensupport sistem supply chain menggunakan teknologi Blockchain sehingga pengiriman barang dapat terlacak secara real time dan semua data yang disajikan secara rinci dan akurat. Jika ingin tahu lebih lanjut bisa cek www.ssc.co.id untuk informasi selengkapnya.

Posted on

Bisnis Era Modern

Lulus dari perkuliahan di jurusan Manajemen Bisnis, Lani memutuskan untuk tidak bekerja diperusahaan-perusahaan besar, ia memutuskan untuk melanjutkan bisnis papanya. Papa Lani telah berkecimpung lama dalam bisnis usaha telur ayam dan bisnisnya sudah berskala international, banyak pesanannya dari berbagai luar negeri, karena memang kualitas telur yang dihasilkan keluarga Lani ini tidak main-main. 

Papa Lani yang mulai menua ingin menikmati masa tuanya dengan menghabiskan waktu dirumah bersama cucu dan istrinya, sehingga Lani harus berusaha melanjutkan usaha keluarganya dengan mandiri. Abang tertuanya juga menjadi bagian dari usaha ini, sehingga mereka bersama-sama melanjutkan bisnis telur keluarganya ini. 

Lani harus rutin mengecek kandang ayam, untuk memastikan kesehatan ayam-ayamnya dan kebersihan lingkungan kandangnya. Dengan ditemani dokter yang memastikan ayam-ayamnya bebas dari penyakit-penyakit yang membahayakan. Lani juga harus banyak berpergian keluar kota untuk menemui klien atau konsumen langganannya di kota lain, maklum dengan skala bisnis yang sudah besar, konsumen pemesan telurnya juga merupakan pengusaha-pengusaha besar lainnya. Tahun-tahun pertamanya bekerja Lani banyak belajar mengenai dunia bisnis, ia banyak mengenali orang-orang dari berbagai daerah, rasa semangatnya menggeluti dunia bisnis ini kadang menyembuhkan rasa lelahnya, ia tau bagaimana sulitnya bekerja meskipun diperusahaan yang besar. 

Lani banyak dipuji oleh keluarga-keluarganya atas usahanya dalam menjalankan bisnis dengan penuh semangat, bahkan ia dapat meningkatnya jumlah pendapatan perusahaan atas kerja kerasnya. Ambisinya terhadap bisnis ini sungguh besar, ia selalu mencari jalan yang sederhana untuk meningkatkan kualitas bisnisnya, ia tidak ingin konsumen kecewa atas hasil produk jualnya, maka dari itu Leni sering mengunjungi sendiri kandang ayamnya, dan pabrik produksi karena ia ingin secara langsung memastikan kualitasnya. 

Leni yang selalu menjaga kepercayaan konsumennya dikagetkan dengan kenyataan konsumennya yang mengeluhkan proses pengiriman yang tidak sesuai waktu, Leni pun bingung barang sudah dipastikan pengirimannya tepat waktu, namun ia tidak tau bagaimana kendala proses pengirimannya diperjalanan, konsumen yang terus mengeluh juga membuat Leni menjadi kebingungan mencari jalan keluar, ia sibuk menelpon logistik langganannya yang biasa mengantarkan telur-telur ke konsumen luar kota. Proses konfirmasi yang lama antara mereka membuat Leni tidak sabaran, ia membutuhkan sesuatu yang secara jelas dan tepat waktu menginformasikan segala kejadian, ia tau tidak dapat menyalahkan orang lain atas masalah begini, sudah kosultasi dengan papa nya pun, papa nya sudah mengisyaratkan akan ada kendala dalam usaha yang seperti ini. Leni bukan orang yang hanya diam menerima takdir setiap masalah akan ia evaluasi untuk mencari jalan keluarnya, dengan begitu Leni dikenalkan dengan salah satu temannya aplikasi supplying berbasis blockchain. Blockchain yang masih awam ditelinga Leni, sehingga harus dijelaskan secara spesifik oleh temannya, sistem blockchain yang memiliki sifat, Security, Trust, and Traceability, blockchain memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk menjangkau rantai kerjasama bisnis antara pemasok pengantar dan penerima. Leni tertarik dengan sistem ini, ia membutuhkan sistem yang cepat tidak memakan waktu banyak untuk mengkonfirmasi dari satu orang ke orang lainnya. SSC adalah salah satunya, aplikasi berbasis blockchain yang diperuntukkan kepada pembisnis era global yang membutuhkan kecanggihan teknologi membantu mentrack pengiriman barang sesuai pemesanan dengan informasi yang realtime yang memudahkan penggunanya tau saat barang yang sudah sampai atau belum. 

Lani menggunakan aplikasi SSC ini untuk memudahkannya kedepan dalam proses pengiriman barang tanpa perlu konfirmasi banyak pihak saat dalam keadaan genting. Lani merasa perkembangan teknologi ini sangat memudahkan penggerak ekonomi bisnis Indonesia untuk lebih maju, dengan menggunakan sistem blockchain yang memiliki sifat truster.

Untuk informasi selanjutnya mengenai SSC, klik link berikut untuk selengkapnya www.ssc.co.id 

Sejak memahami sistem blockchain yang memiliki sistem trust, security, dan traceability, Lani melanjutkan menggunakan teknologi blockchain ini dalam penggunaan sistem CSR perusahaannya dalam membantu anak-anak Indonesia untuk mendapatkan hak-hak pendidikannya, Lani mempercayakannya kepada PureHeart yang jelas penggunaan sistem blockchainnya yang dapat dipercayai, dan mudah digunakan dalam kegiatannya. Dengan penggunaan PureHeart dalam membantu anak-anak Indonesia, Lani dapat mengetahui bagaimana alokasi dana nya yang sudah digunakan kepada anak-anak disana. Semakin banyaknya perusahaan yang bekerja sama dengan aplikasi PureHeart ini semakin banyak pula anak-anak Indonesia yang terbantu dalam menempuh ilmu pendidikan. Kunjungi website PureHeart untuk informasi selengkapnya www.pureheart.ledgernow.com

 

Posted on

Permudah Bisnismu Mulai Dari Sekarang !

Rani adalah seorang pengusaha muda yang berhasil di umur 22 tahun. Rani mulai menggeluti bidang usaha dari umur 18 tahun. Tentu saja sudah banyak sekali naik naik turun yang dialami oleh Rani. Dimulai berjualan kerudung yang saat itu sedang hits dikalangan remaja, Rani dengan gigihnya berjualan menawarkan kepada teman-temannya. Tidak hanya itu ketika sedang booming makanan pedas yang saat itu menjadi makanan favorit para remaja, Rani pun mencoba berbagai cara untuk bisa memasak dan mencari resep yang pas untuk bisa membuat makanan pedas yang sesuai dengan lidah teman-temannya. Hingga akhirnya penjualan makanan pedas ini bisa laku sangat keras.

Saat berada di awal bangku perkuliahan, berawal dari iseng bermain instagram dan melihat sepatu – sepatu yang sangat bagus dan booming saat itu. Hingga akhirnya, setelah mencoba menjadi reseller Rani memberanikan diri untuk bisa memproduksi sendiri.sepatu untuk dijual. Setelah berbulan – bulan mencari produsen sepatu yang dapat diajak kerjasama, Rani bertemu dengan pak Naryo seorang produsen sepatu yang cukup handal. Awalnya, Rani berani untuk memproduksi 10 buah sepatu dan ia mulai menjualnya kepada teman – teman terdekat. Tidak mudah, selain itu Rani juga mencoba untuk menjualnya melalui marketplace yang saat ini sedang menjadi favorit karena berbagai promo menguntungkan yang ditawarkan. 

Semakin lama usaha Rani semakin berkembang. Bahkan, saat ini permintaan pesanan sepatu sudah sampai ke pulau Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Bahkan beberapa ada pesanan yang harus dikirim Malaysia dalam jumlah cukup banyak. Selama sebulan Rani dengan bantuan pak Naryo bisa sampai membuat dan menjual 500 pasang sepatu. Hal itu semakin bulan semakin berkembang karena Rani selalu berusaha mengikuti trend yang ada. Sehingga tidak heran jika bisnis sepatunya banyak disukai oleh para konsumen. 

Bulan Desember yang lalu, Rani mendapat pesanan sebanyak 300 pasang sepatu. Seperti biasa, pengerjaan sudah dilakukan 2 bulan sebelum waktu yang disepakati agar sepatu dapat jadi tepat waktu. Pak Naryo beserta timnya bekerja sangat keras agar pesanan sepatu dapat selesai. Sedangkan Rani juga masih sibuk untuk mempersiapkan ujian semester yang sedang berlangsung saat itu. Bukan hal yang mudah apabila berada posisi Rani yang harus bertanggung jawab untuk pesanannya dan juga harus bertanggung jawab pada pendidikannya. Sebisa mungkin Rani membagi waktu belajar, mengerjakan tugas dan mengontrol bisnisnya. 

Mendekati bulan Desember, sepatu yang dibuat oleh pak Naryo sudah selesai semua dan siap dikirimkan. Rani dibantu oleh pak Naryo dan timnya untuk mempersiapkan sepatu agar dapat segera dikirimkan.Setelah siap mereka menghubungi agen pengiriman untuk mengambil barang yang akan dikirim. Estimasi yang ditawarkan agen pengiriman kepada Rani sekitar 1- 2 minggu kedepan barang akan sampai ke tempat tujuan. Setelah itu, dengan senang hati dna merasa aman Rani memberitahu kepada pemesan bahwa barang akan sampai sekitar 1-2 minggu lagi. Seperti biasa, Rani juga mengingatkan kepada pemesan untuk melakukan pelunasan begitu barangnya sampai ke tujuan dan keduanya pun bersepakat. 

Selang 2 minggu berlalu dan Rani mulai gelisah karena belum ada kabar dari pelanggan yang memesan sepatunya. Tidak hanya itu, agen pengiriman pun juga tidak dapat dihubungi sehingga Rani tidak dapat melacak pengiriman yang sudah dilakukan. Bingung dan panik yang dirasakan oleh Rani menjadikan ia berani untuk menghubungi pemesan. Seolah ia pasrah dengan hal yang terjadi dan menunggu jawaban dari pemesan ketika mengkonfirmasi apakah sepatu pesanannya sudah sampai. Sesuai dengan dugaan Rani, bahwa barang pesanan belum sampai di pesanan. Beruntung pemesan tidak marah dan tidak menuntut ganti rugi karena kebetulan acara yang seharusnya menggunakan sepatu Rani untuk acara amal harus diundur.

Rani merasa sedikit lega akan tetapi tetap saja ia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi lagi. Tentu saja hal ini bisa diatasi jika dari awal Rani menggunakan SSC pada saat pengiriman barangnya. SSC yang mendukung sistem supply chain menggunakan teknologi canggih Blockchain sehingga pengiriman barang dapat terlacak secara real time dan semua data yang disajikan secara rinci dan akurat. Kalau sudah begini, Rani tidak perlu panik lagi dan akan tetap merasa aman jika harus mengirim pesanannya ke konsumen  Yuk cari tau informasi lebih lanjut di https://ssc.co.id/

Tidak hanya itu, selain kewalahan karena harus membagi waktu antara kuliah dan bisnisnya tak jarang jika Rani juga kewalahan ketika harus mengatur keuangan bisnisnya. Selama ini, ia dibantu oleh kakaknya Ratna yang merupakan mahasiswa akuntansi. Akan tetapi, Ratna yang saat ini sudah semester akhir harus fokus untuk menyelesaikan skripsinya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan lagi oleh Rani, karena Ratna mengenalkan YONK sebagai aplikasi dengan teknologi canggih blockchain yang dapat menjadi perencana keuangan bisnis dan membantu bisnis Rani agar tetap jalan. Sehingga, Rani bisa lebih banyak fokus ke pendidikannya. Informasi selengkapnya tentang YONK klik https://yonk.io/ 

Posted on

Belanja Pakai E-Wallet Enggak Lagi-Lagi Deh!

Artikel ini merupakan bagian dari program #MelekUang: E-Wallet, entah apa yang merasuki-Mu ?!
Program ini merupakan kerjasama antara beberapa perusahaan berbasis blockchain untuk meningkatkan kesadaran atas perlindungan data pengguna dan transaksi finansial khususnya uang dan dompet digital (e-wallet).
Tulisan-tulisan dalam program #MelekUang, terinsipirasi dari kejadian-kejadian nyata. Walaupun demikian, beberapa tokoh, karakter, kejadian, lokasi dan dialog adalah fiksi dan disusun dengan dramatis agar lebih menarik. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Rina adalah salah satu penggila pengguna e-wallet, dia sangat senang berbelanja dengan menggunakan promo-promo yang ada di e-wallet. Pada hari itu seperti biasa Rina berbelanja bulanan di salah satu supermarket yang letaknya tidak jauh dari rumahnya, saat itu Rina tidak sengaja memasukkan barang yang tidak dia butuhkan ke dalam keranjang belanjaannya, ketika sudah melakukan pembayaran untuk barang-barang belanjaan tersebut dia baru menyadarinya. Rina meminta petugas kasir untuk membatalkan belanja barang tersebut, namun, sayangnya petugas kasir tidak dapat melakukan hal yang diminta Rina, karena dia sudah membayarkan barang belanjaan tersebut menggunakan e-wallet dan tentu saja uang yang sudah dibelanjakan olehnya tidak dapat dikembalikan, karena Rina melakukan transaksi secara elektronik.

Mendengar penjelasan dari kasir Rina sangat menyayangkan hal tersebut karena harga barang yang tidak dibutuhkan oleh Rina tersebut terbilang cukup mahal. Dengan harga belanja satu produk tersebut Rina bisa mendapatkan lima produk sabun cuci yang biasa dirinya gunakan dengan harga yang sama. Semenjak itu Rina jadi trauma menggunakan e-wallet lagi di supermarket.

Hal ini mungkin tidak akan terjadi bila Rina menggunakan aplikasi SSC, dimana aplikasi ini dapat mengintegrasikan layanan dalam rantai pasok demi menjaga kepuasan pelanggan, yuk mulai melek uang dengan SSC.

e-Wallet, entah apakah yang merasuki-Mu ?!

Program ini merupakan kerjasama dari beberapa perusahaan berbasis blockchain di Indonesia untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keamanan data dan transaksi finansial secara digital khususnya e-wallet.

Beberapa perusahaan yang terlibat adalah:

Temindo (Teknologi Mandiri Indonesia, PT)

TEMINDO adalah perusahaan yang memberikan solusi otomasi bisnis untuk integrasi dan kolaborasi perusahaan-perusahaan dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.temindo.com

PureHeart

PureHeart adalah inisiatif yang berbasis kegiatan sosial yang berkomitmen kepada tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development goals) dengan teknologi blockchain secara menyeluruh (end-to-end) sehingga taraf hidup masyarakat Indoensia semakin meningkat.
Website: https://pureheart.ledgernow.com

SSC (Sustainable Supply Chain)

SSC (Sustainable Supply Chain) adalah solusi blockchain untuk kolaborasi cepat dan aman bagi perusahaan-perusahaan dalam rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk mengurangi biaya operasional, meningkatkan pelayanan konsumen dan mempercepat pengiriman barang dan jasa ke konsumen.
Website: https://www.ssc.co.id

YONK

YONK adalah sebuah aplikasi pengelolaan keuangan untuk pemilik UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) sehingga mereka mendapakan laporan keuangan yang real time dengan fitur predicition analysis untuk membantu meningkatkan kredibilitas UMKM kepada perusahaan pembiayaan (Financing Companies) menggunakan teknologi blockchain.
Website: https://www.yonk.io

PIE

PIE (Personal Identification Exchange) adalah solusi KYC (Know Your Customer) berbasis blockchain untuk mencegah terjadinya pencucian uang (Anti Money Laundry / AML) dan pembiayaan terorisme (Terrorism Financing)
Website: https://www.pie.co.id

AELL

AELL adalah solusi untuk membantu pengelolaan data rekam medis secara digital dan terintegrasi antar rumah sakit dan klinik sehingga mempercepat proses pelayanan pasien, mempermudah rujukan dan melindungi data pasien dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.aell.co

BIJAK

BIJAK adalah perusahaan berbasis teknologi untuk membantu perusahan-perusahaan dalam mengimplementasi teknologi blockchain yang optimal dan dapat mempercepat proses bisnis yang terintegrasi yang aman dan terpercaya.
Website: https://www.b-jak.com

VIE

VIE adalah aplikasi manajemen bisnis yang memudahkan pengelolaan bisnis secara terintegrasi berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 (atau terbaru) dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.vie.co.id

Posted on

E-Wallet Menghambat Jalannya Distribusi

Artikel ini merupakan bagian dari program #MelekUang: E-Wallet, entah apa yang merasuki-Mu ?!
Program ini merupakan kerjasama antara beberapa perusahaan berbasis blockchain untuk meningkatkan kesadaran atas perlindungan data pengguna dan transaksi finansial khususnya uang dan dompet digital (e-wallet).
Tulisan-tulisan dalam program #MelekUang, terinsipirasi dari kejadian-kejadian nyata. Walaupun demikian, beberapa tokoh, karakter, kejadian, lokasi dan dialog adalah fiksi dan disusun dengan dramatis agar lebih menarik. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Pagi ini Anton yang merupakan pengendara truk mengangkut hasil perkebunan kelapa sawit dari perkebunan menuju ke pabrik dan beraktivitas seperti biasa. Pabrik tersebut mengolah kelapa sawit ini menjadi minyak mentah. Setelah menjadi minyak mentah Anton juga mengantarnya lagi ke dermaga untuk di ekspor ke Malaysia. Untuk menuju ke dermaga Anton menggunakan e-wallet untuk keluar masuk tol, Anton hanya mempunyai satu kartu e-wallet yang diberikan oleh bosnya kepadanya. Ketika Anton sudah berada didepan mesin masuk pintu tol, dia secara tidak sengaja mematahkan kartu tersebut.

Ketika kejadian itu terjadi Anton berusaha meminjam kartu e-wallet orang lain yang berada dibelakangnya, namun, karena bagi orang lain Anton adalah orang asing orang dibelakang Anton pun enggan meminjamkan e-wallet miliknya. Secara bersamaan karena bingung mencari e-wallet Anton membuat antrian panjang untuk memasuki pintu tol tersebut, melihat kejadian ini petugas tol menghampiri Anton dan memberikan saran agar Anton menepi terlebih dahulu. Hal ini membuat Anton semakin lama sampai ke dermaga tujuannya, secara tidak langsung ini juga merugikan perusahaan, karena e-wallet Anton yang patah menghambat jalannya distribusi minyak mentah sawit ke dermaga. Dampak lainnya adalah makin membengkaknya biaya distribusi, karena berarti pengelola pabrik harus membayarkan kapal lain untuk mengangkut minyak mentah yang dibawa Anton.

Kejadian yang dialami Anton bisa saja terjadi di perusahaan manapun, dan hal-hal seperti ini merupakan kejadian yang tak terduga dan dapat menimbulkan. Karena e-wallet yang patah dan tidak mempunyai pengganti hal ini mengganggu jalannya distribusi, perusahaan anada tidak akan mengalami hal ini jika telah mengenal SSC yang mempermudah jalannya distribusi dan meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti yang dialami Anton.

e-Wallet, entah apakah yang merasuki-Mu ?!

Program ini merupakan kerjasama dari beberapa perusahaan berbasis blockchain di Indonesia untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keamanan data dan transaksi finansial secara digital khususnya e-wallet.

Beberapa perusahaan yang terlibat adalah:

Temindo (Teknologi Mandiri Indonesia, PT)

TEMINDO adalah perusahaan yang memberikan solusi otomasi bisnis untuk integrasi dan kolaborasi perusahaan-perusahaan dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.temindo.com

PureHeart

PureHeart adalah inisiatif yang berbasis kegiatan sosial yang berkomitmen kepada tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development goals) dengan teknologi blockchain secara menyeluruh (end-to-end) sehingga taraf hidup masyarakat Indoensia semakin meningkat.
Website: https://pureheart.ledgernow.com

SSC (Sustainable Supply Chain)

SSC (Sustainable Supply Chain) adalah solusi blockchain untuk kolaborasi cepat dan aman bagi perusahaan-perusahaan dalam rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk mengurangi biaya operasional, meningkatkan pelayanan konsumen dan mempercepat pengiriman barang dan jasa ke konsumen.
Website: https://www.ssc.co.id

YONK

YONK adalah sebuah aplikasi pengelolaan keuangan untuk pemilik UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) sehingga mereka mendapakan laporan keuangan yang real time dengan fitur predicition analysis untuk membantu meningkatkan kredibilitas UMKM kepada perusahaan pembiayaan (Financing Companies) menggunakan teknologi blockchain.
Website: https://www.yonk.io

PIE

PIE (Personal Identification Exchange) adalah solusi KYC (Know Your Customer) berbasis blockchain untuk mencegah terjadinya pencucian uang (Anti Money Laundry / AML) dan pembiayaan terorisme (Terrorism Financing)
Website: https://www.pie.co.id

AELL

AELL adalah solusi untuk membantu pengelolaan data rekam medis secara digital dan terintegrasi antar rumah sakit dan klinik sehingga mempercepat proses pelayanan pasien, mempermudah rujukan dan melindungi data pasien dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.aell.co

BIJAK

BIJAK adalah perusahaan berbasis teknologi untuk membantu perusahan-perusahaan dalam mengimplementasi teknologi blockchain yang optimal dan dapat mempercepat proses bisnis yang terintegrasi yang aman dan terpercaya.
Website: https://www.b-jak.com

VIE

VIE adalah aplikasi manajemen bisnis yang memudahkan pengelolaan bisnis secara terintegrasi berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 (atau terbaru) dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.vie.co.id

Posted on

E-Wallet Sudah Merata, Kata Siapa ?

Artikel ini merupakan bagian dari program #MelekUang: E-Wallet, entah apa yang merasuki-Mu ?!
Program ini merupakan kerjasama antara beberapa perusahaan berbasis blockchain untuk meningkatkan kesadaran atas perlindungan data pengguna dan transaksi finansial khususnya uang dan dompet digital (e-wallet).
Tulisan-tulisan dalam program #MelekUang, terinsipirasi dari kejadian-kejadian nyata. Walaupun demikian, beberapa tokoh, karakter, kejadian, lokasi dan dialog adalah fiksi dan disusun dengan dramatis agar lebih menarik. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Hendra yang sedang mudik sekarang tengah kebingungan, karena pasalnya dia tidak memegang uang cash dengan jumlah besar. Sebagian besar uangnya telah ia pindahkan ke dalam bentuk uang elektronik, hal ini dilakukan karena aktivitas Hendra sehari-hari di perkotaan membuatnya terbiasa menggunakan uang elektronik dan tanpa disadari ia melakukan hal yang sama ketika ingin mudik. Saat ini Hendra bingung karena di kampungnya jarang ada minimarket atau warung-warung yang bekerjasama dengan e-wallet, sedangkan e-wallet miliknya tidak dapat dicairkan menjadi uang tunai kembali.. 

Hal seperti ini bukan hanya dialami oleh Hendra, Ai juga mengalami hal yang sama. Ai lupa bahwa kampungnya jauh dari kota dan karena kebiasaannya di kota menggunakan e-wallet, dia  mengubah semua uangnya menjadi uang elektronik untuk bertransaksi. Jika Ai ingin bertransaksi menggunakan e-wallet dia harus menempuh jarak sejauh 50 km dari rumahnya di kampung, karena hanya di kotalah terdapat toko yang sudah bekerjasama dengan e-wallet. Di sekitar rumah Ai sebenarnya ada minimarket namun minimarket tersebut tidak bekerjasama dengan e-wallet sehingga dirinya tidak dapat menggunakan e-wallet miliknya.

Ini membuktikan bahwa penyebaran e-wallet belum merata, e-wallet hanya berfungsi di kota-kota besar tidak tersebar sampai ke daerah-daerah yang terpencil. Padahal di desa terpencil bisa saja ada orang yang menggunakan e-wallet. Mungkin jika para penyedia e-wallet bekerjasama dengan aplikasi Sustainable Supply Chain tidak akan terjadi hal yang demikian, karena SSC dapat mengantarkan mesin/data sampai ke pelosok desa sekalipun, dengan SSC pengiriman apapun terasa lebih mudah hanya dengan gerakan jari.

e-Wallet, entah apakah yang merasuki-Mu ?!

Program ini merupakan kerjasama dari beberapa perusahaan berbasis blockchain di Indonesia untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap keamanan data dan transaksi finansial secara digital khususnya e-wallet.

Beberapa perusahaan yang terlibat adalah:

Temindo (Teknologi Mandiri Indonesia, PT)

TEMINDO adalah perusahaan yang memberikan solusi otomasi bisnis untuk integrasi dan kolaborasi perusahaan-perusahaan dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.temindo.com

PureHeart

PureHeart adalah inisiatif yang berbasis kegiatan sosial yang berkomitmen kepada tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development goals) dengan teknologi blockchain secara menyeluruh (end-to-end) sehingga taraf hidup masyarakat Indoensia semakin meningkat.
Website: https://pureheart.ledgernow.com

SSC (Sustainable Supply Chain)

SSC (Sustainable Supply Chain) adalah solusi blockchain untuk kolaborasi cepat dan aman bagi perusahaan-perusahaan dalam rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk mengurangi biaya operasional, meningkatkan pelayanan konsumen dan mempercepat pengiriman barang dan jasa ke konsumen.
Website: https://www.ssc.co.id

YONK

YONK adalah sebuah aplikasi pengelolaan keuangan untuk pemilik UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) sehingga mereka mendapakan laporan keuangan yang real time dengan fitur predicition analysis untuk membantu meningkatkan kredibilitas UMKM kepada perusahaan pembiayaan (Financing Companies) menggunakan teknologi blockchain.
Website: https://www.yonk.io

PIE

PIE (Personal Identification Exchange) adalah solusi KYC (Know Your Customer) berbasis blockchain untuk mencegah terjadinya pencucian uang (Anti Money Laundry / AML) dan pembiayaan terorisme (Terrorism Financing)
Website: https://www.pie.co.id

AELL

AELL adalah solusi untuk membantu pengelolaan data rekam medis secara digital dan terintegrasi antar rumah sakit dan klinik sehingga mempercepat proses pelayanan pasien, mempermudah rujukan dan melindungi data pasien dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.aell.co

BIJAK

BIJAK adalah perusahaan berbasis teknologi untuk membantu perusahan-perusahaan dalam mengimplementasi teknologi blockchain yang optimal dan dapat mempercepat proses bisnis yang terintegrasi yang aman dan terpercaya.
Website: https://www.b-jak.com

VIE

VIE adalah aplikasi manajemen bisnis yang memudahkan pengelolaan bisnis secara terintegrasi berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 (atau terbaru) dengan teknologi blockchain.
Website: https://www.vie.co.id